Jumat, 25 Oktober 2013

Hugo Barra Yakin Xiaomi Mampu Update Software Tiap Minggu


Saat ini, sebuah perusahaan software sudah selayaknya mampu merilis update secara rutin tiap bulannya, beberapa bahkan mampu merilisnya secara rutin setiap minggu (seperti Chrome atau Firefox browser misalnya).

Namun untuk para produsen hardware, hal tersebut agak sulit dilakukan karena prosesnya jelas akan lebih rumit: tiap komponen yang digunakan rata-rata diproduksi oleh pabrikan yang berbeda dan menyelaraskan software untuk masing-masing komponen jelas akan memakan waktu yang lama.

Bagi Xiaomi, hal ini bukanlah sebuah halangan yang terlalu susah. Produsen asal China ini mampu rutin merilis sebuah update setiap minggunya, dan rilisan tersebut umumnya berdasarkan pada feedback dari komunitas pengguna.

Xiaomi biasanya mengirimkan stok ponsel baru setiap hari Selasa sore di Beijing, dan rilisan tersebut biasanya telah dilengkapi dengan build software versi terbaru serta sejumlah peningkatan kecil bagi hardware.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Hugo Barra dalam konferensi movile internet GMIC di San Fransisco, dimana para product manager Xiaomi mampu menghabiskan hampir separuh dari waktu kerja mereka setiap harinya hanya sekedar untuk mengikuti perkembangan terbaru di forum pengguna Xiaomi.

Setelah mereka menentukan saran mana yang terbaik, solusi tersebut akan segera hadir di meja kerja para engineer dalam hitungan jam, dan akhirnya siap dirilis pada para pengguna dalam kurun waktu kurang dari seminggu.

Xiaomi menjuluki proses ini sebagai proses "design as you build."

Sekalipun Xiaomi telah seringkali dijuluki 'Apple-nya China,' namun founder Xiaomi yaitu Lei Jun seringkali menekankan bahwa tujuan dari keduanya sangatlah berbeda.

Jika Apple lebih mengambil pendekatan top-down dengan tingkat kerahasiaan yang sangat tinggi dan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari para pelanggan, Xiaomi lebih suka menjual produk mereka dengan harga yang selisihnya sesedikit mungkin dari ongkos produksinya.

Xiaomi juga tidak berencana untuk mengembangkan sebuah OS sendiri, dan lebih suka produknya kompatibel dengan ekosistem Android. Barra sendiri sempat mengatakan bahwa Xiaomi kini merupakan perwujudan dari motto semula Google "do not be evil,' dan hal inilah yang membulatkan tekadnya untuk meninggalkan Google demi bergabung dengan Xiaomi. (ang/gop)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar