Jumat, 25 Oktober 2013

Mantan CEO Apple Tertarik Beli Saham BlackBerry

BlackBerry segera menjemput ajal. Itulah berita yang beredar sejauh ini, membayangi sukses besar rilis BlackBerry Messeneger (BBM) untuk Android dan iOS.

Kabar BlackBerry bangkrut dan mati bukan sekali ini saja muncul. Bahkan sejak dua tahun lalu prediksi tersebut telah berhembus tak lepas dari terus merosotnya pangsa pasar BlackBerry yang tergusur oleh dominasi ponsel Android dan iPhone. Faktanya, hingga saat ini BlackBerry masih ada dan digilai jutaan penggemarnya, termasuk di Indonesia.

Namun laporan keuangan BlackBerry bulan lalu tampaknya sedikit mengubah peta prediksi eksistensi BlackBerry. Kerugian yang diderita BlackBerry di penanggalan kuartal keempat tahun ini cukup memukul internal BlackBerry hingga muncul penawaran Rp 5 triliun dari Fairfax Holding untuk membeli seluruh saham BlackBerry dan menjadikannya perusahaan pribadi.

Tak hanya itu, pendiri BlackBerry sekaligus mantan CEOnya juga berniat membeli sebagian besar saham BlackBerry, termasuk penawaran dari Google, SAP dan Cisco.

Belum ada jawaban dari pihak BlackBerry mengingat batas waktu untuk penawaran Fairfax Holding adalah tanggal 4 November 2013. Jika sebelum tanggal yang ditentukan tersebut BlackBerry menemukan calon pembeli yang lebih baik, tentu saja Fairfax Holding harus gigit jari. Yang terbaru, kabarnya mantan CEO Apple juga tertarik membeli BlackBerry.

Adalah John Sculley, mantan CEO Apple yang menolak berkomentar rencananya membeli BlackBerry tetapi cukup mengatakan dirinya adalah salah satu fans dan pengguna BlackBerry. Beberapa waktu lalu dia sempat mengatakan bahwa BlackBerry memiliki masa depan cerah jika bersedia memisahkan fokus bisnisnya, antara hardware dan layanan. Laporan terbaru The Globe and Mail menyebutkan adanya ketertarikan Sculley untuk menawar saham Blackberry.

"Satu-satunya hal yang ingin saya katakan adalah, BlackBerry masih punya masa depan… tapi tanpa orang-orang yang berpengalaman menjalankan bisnis semacam ini, dan tanpa rencana bisnis strategis, akan sangat menantang… Siapapun yang membelinya harus punya sebuah rencana strategis yang sangat hebat dan bisa diwujudkan, dan dibutuhkan tim berpengalaman untuk melaksanakan rencana tersebut."

Perlu diketahui saat ini Fairfax telah menggenggam 10 persen dari keseluruhan saham BlackBerry. Dibutuhkan 90 persen tandatangan pemegang saham untuk memuluskan rencana Fairfax dan menutup peluang pihak lain mengambil alih BlackBerry. (ang/gop)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar